Minggu, 16 Februari 2014

Berita Profile Onggy Hianata, Majalah Berita Indonesia

Tanpa Kegagalan Tidak Ada Kesuksesan, Majalah Berita Indonesia 7 April 2006


Harus menghadapi banyak kegagalan dulu, sebelum ia sukses menjadi seorang wiraswasta
andal seperti sekarang. Kini ia menjadi inspirasi bagi orang-orang yang ingin hidupnya lebih 
bernilai.

Sosoknya tenang dan kalem saat berbincang-bincang di sebuah kafe dengan Berita Indonesia.
Namun, jika sudah pernah menghadiri salah satu seminar yang diselenggarakannya, orang
akan melihat sisi dirinya yang lain di depan para peserta. Ia berbicara dengan penuh semangat
dan berapi-api, mengisahkan pengalaman hidupnya yang diawali kegagalan dan
membangkitkan motivasi peserta seminar dengan menunjuk dirinya yang kini sukses sebagai
contoh bahwa tanpa kejatuhan, seseorang tidak akan bangkit lebih tinggi.

Dialah Onggy Hianata, seorang inspirator yang sudah melanglang buana ke berbagai negara.
Pria kelahiran Tarakan Kalimantan Timur, 44 tahun yang lalu ini memang layak menjadi contoh
inspirasi bagi orang-orang yang merasa hidupnya gagal dan tak berarti. Lahir dalam keluarga
sederhana keturunan non-pri, Onggy tak pernah merasa dirinya berbeda.

“Saya lahir di Tarakan, makan, mandi di tepi sungai,” ujarnya. Ayahnya, Ong Tjoi Moy, hanya
seorang kepala administrasi dengan penghasilan yang tidak mencukupi. Namun demikian,
ayahnya tidak pernah mengeluh. Ini pula yang menjadikan Onggy mengidolakannya.

“Jujur, tegar, penuh perhatian pada keluarga, positif dan bertanggung jawab. Saya belajar
banyak darinya,” ujar Onggy. Sebelum meninggal pada tahun 1981, ayahnya mengumpulkan
semua anaknya dan memberikan pesan agar mereka selalu menjaga nama baik dan integritas.

Itulah yang dihayati Onggy hingga sekarang. Pada tahun 1983 ia merantau ke Surabaya untuk
mengikuti pendidikan tinggi bahasa. Di sela-sela waktu kuliah, dia mencari uang untuk biaya
hidup. Aneka pekerjaan pernah ia jalani, mulai dari pedagang keliling buku sampai membikin
kerupuk ubi, mulai dari berjualan lotre Porkas hingga berjualan jagung bakar di depan kampus,
serta ikut bisnis pemasaran jaringan.

Bisnisnya selalu jatuh bangun, akibat situasi dan kondisi sering berubah. Sebagai juragan
kerupuk ubi, misalnya, ketika pesanan kerupuk ubi sudah mulai banyak, ia ditipu rekannya.
Sekalipun jatuh bangun, Onggy tetap maju dengan berusaha menjaga nama baik dan
integritas. Dalam dunia bisnis, kepercayaan adalah nomor satu. Sekali menipu, selamanya
semua pintu tertutup sekaligus menutup kesempatan. Pedoman lain yang dia petik dari
pengalamannya yang pahit itu adalah forgive and forget, maafkan dan lupakan. Perjalanan
hidup masih panjang, kalau selalu mengenang kegagalan, bagaimana berani menempuh masa
depan.

Dengan tekad itu, dia pergi ke Jakarta awal Januari 1998. Praktis tanpa bekal karena
mengalami kebangkrutan. Ia harus pula membawa istrinya, Candra Dewi, yang dinikahinya
tahun 1995 dan putra pertamanya yang kala itu baru berumur satu bulan, Rich Onggy Jr.

Menghargai Hidup
Sebagai seorang praktisi di bidang pengembangan mental dan pribadi, Onggy punya
keprihatinan yang sangat besar terhadap berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini. Salah
satu yang menjadi perhatiannya adalah masalah korupsi yang seolah-olah dianggap telah
menjadi ‘budaya’ bangsa Indonesia.

Ia sendiri sesungguhnya tidak sependapat dengan anggapan korupsi sudah membudaya. “Itu
‘kan kata orang,” ujarnya. Kalau pun memang benar sudah menjadi budaya, bukan berarti
setiap orang harus mengikutinya agar dianggap tidak ketinggalan zaman.
Menurutnya, para koruptor itu adalah orang-orang yang tidak menghargai hidupnya. Filosofi
“Value Your Life” itu sebenarnya mendalam sekali, yakni bagaimana kita menghargai diri
sendiri, menghargai keluarga kita dan menghargai orang lain.

Jika para koruptor itu bertanya pada hati mereka yang terdalam, tentu mereka sendiri merasa
bersalah karena telah menghidupi keluarganya dengan uang haram.

Sebagai seorang inspirator, banyak filosofi dari berbagai tokoh yang menjadi sumber
inspirasinya. Tak ada tokoh tertentu, melainkan semua tokoh menjadi panutannya.

Ia mengagumi Gandhi karena kerendahan hatinya dan kepemimpinannya. Tokoh India itu
adalah seorang pemimpin sejati. Ia tidak pernah menggunakan kekerasan sebagai
kekuatannya. Integritasnya membuat namanya dihormati sepanjang zaman. Ia mengagumi
Kong Hu Cu, filsuf dari zaman Tiongkok kuno, yang ajarannya tentang kebaikan tak lekang
hingga sekarang. Ia juga meneladani tokoh-tokoh agama seperti Nabi Isa, Nabi Muhammad,
bahkan Buddha Gautama. Baginya, keteladanan itu tidak melihat agama.

Banyak suri tauladan yang bisa dipetik dari semua tokoh-tokoh agama itu. “Janganlah
berpandangan fanatik dan sempit,” ujarnya.

Onggy melihat berbagai konflik yang terjadi di tanah air akibat pandangan sempit itu.
Menurutnya, jika seorang pemimpin berpandangan sempit, akan membuat pengikutnya menjadi
radikal.

Kalau ada pertikaian yang membawa-bawa agama, menurutnya, itu bukan masalah agamanya
melainkan karena oknumnya. Jadi oknumnyalah yang harus bertanggung jawab. Pandangan
sempit juga seringkali berlaku bagi ras dan warna kulit. Ada pertentangan antara pribumi dan
non-pribumi, bahkan antar suku pribumi sendiri.

Berbagi Kesuksesan
Mengalami berbagai kegagalan hingga sukses seperti sekarang membuat anak kedelapan dari
sembilan bersaudara ini menjadi inspirasi bagi teman-temannya. Mulailah ia sering diundang
berbicara di berbagai kota di Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri untuk membagikan
pengalamannya. Menginspirasi banyak orang agar tidak mudah menyerah menghadapi
kegagalan. Ia kemudian dikenal sebagai seorang ‘inspirator’. Istilah yang lebih disenanginya
ketimbang ‘motivator’. Sebab menurut Onggy, jika seseorang terinspirasi maka otomatis ia juga
termotivasi.Onggy akhirnya merasa terpanggil untuk menularkan kesuksesannya kepada
sebanyak mungkin orang yang merasa hidupnya tak berarti karena ditimpa banyak kegagalan
seperti dirinya dulu. Ia bersama beberapa temannya kemudian menggagas dan mendirikan
Edunet International pada bulan Juli 2002. Sebuah lembaga yang bergerak di bidang
pengembangan dan pembentukan mental.

Melalui Edunet, ia ingin memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat luas. Seperti
yang diungkapkannya kepada Berita Indonesia, ia belajar dari perjalanan hidup yang penuh
kegagalan, namun mensyukuri hal itu.

“Nah, saya pikir kalau saya punya sesuatu yang bisa menginspirasi orang lain, kenapa saya
harus memegangnya sendiri,” ujarnya.

Maka, Edunet yang diambil dari kata education network itu ibarat sebuah suplemen setelah
pendidikan formal. “Pokoknya, bagaimana saya bisa membantu banyak orang,” tegasnya. Dan
salah satu filosofi Edunet itu adalah “Value Your Life”.

Sebagai Managing Director Edunet, Onggy menyelenggarakan seminar-seminar dan berbagai
pelatihan motivasi. Ia menyusun program-program yang membangkitkan semangat hidup bagi
peserta pelatihannya yang disebut “A Life Changing Bootcamp” itu.

Perubahan positif pun dirasakan para pesertanya. Perubahan itu sangat beragam, ada yang
terlepas dari ketergantungan narkoba, minuman keras, kopi maupun pornografi, menghentikan
kebiasaan selingkuh, lebih percaya diri, rajin beribadah dan mengharmoniskan kembali rumah
tangga. Bahkan, ada yang bisa terbebas dari traumanya.

“Kita telah membayar harga yang mahal dari suatu kegagalan. Jika kita tidak belajar darinya
maka akan lebih jelek lagi dari kegagalan itu sendiri. Setiap kegagalan minimal pasti ada satu
pelajaran berharga yang harus dipetik,” katanya dengan bijak. RH, AM,WS (Berita Indonesia
11)***

Biodata

Nama lengkap : Onggy Hianata
Tempat/Tgl lahir : Tarakan, 6 Maret 1962
Isteri : Candra Dewi
Anak : Rich Onggy Jr., Birdie, Evander

Pendidikan formal : S1 Bahasa, STIBA Surabaya

Aktivitas:
- Managing Director PT Edunet International
- Pengusaha
- Pembicara (inspirator) di berbagai seminar pengembangan pribadi, di dalam dan luar negeri.

Sumber: Berita Profil Majalah Berita Indonesia 7 April 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar